Darojat, kini 4 tahun 4 bulan, sudah cukup lancar membaca dan menulis. Tidak pakai dipaksa, Darojat belajar sendiri cara membaca sejak umur 3 tahun. Penyebabnya karena mengikuti masnya belajar. Tampaknya begitu, ya, kakak belajar, adik juga belajar.
Darojat sendiri pada dasarnya suka 'belajar' dalam arti betah duduk menghadap buku dan pegang alat tulis, jadi proses belajar membacanya cepat. Meski betah belajar, sebetulnya Darojat mengenal huruf dan tertarik membaca bukan dari buku, tapi dari melihat sekitarnya. Pertama kali yang Darojat baca adalah merk mobil dinas ayahnya. P-A-N-T-H-E-R. Dari situ Darojat mulai tahu bahwa huruf bisa digabung-gabung sehingga bisa 'berbunyi'.
Sekali tahu yang disukai, Darojat pun diberi tantangan merk-merk mobil dan sepeda motor. Alhamdulillaah, tantangan itu dapat ditaklukkannya. Setahap demi setahap Darojat mulai bisa membaca, mulai dari per suku kata hingga menjadi satu kata utuh.
Tahap berikutnya adalah mengeja namanya. Berhubung namanya agak 'istimewa' yang menyebabkan banyak variasi namanya seperti yang pernah diceritakan di sini, Darojat diajari untuk mengeja namanya saat berkenalan dengan orang lain. "Aku Darojat. D-A-R-O-J-A-T."
Perkara menulis, Darojat sudah cukup lancar. Bahkan kadang sambil ngobrol pun dia bisa menulis kata-kata yang terlintas di pikirannya. Tapi...lucunya Darojat masih suka menulis terbalik. Dari kanan ke kiri. Baik menulis huruf (latin) maupun angka. Bahkan kadang menulisnya pun posisi buku tulis atau kertasnya terbalik. Wah...kok bisa ya? Ternyata ini adalah dampak dari kebiasaan mengamati masnya menulis. Biasanya Darojat mengamati masnya dari arah atas. Jadilah...
Off. Kelihatan, nggak?
Berhubung Darojat ini masih terlalu muda, meskipun ya akhirnya saat ini disekolahkan juga di TK, Darojat tidak digempur dengan latihan membaca terus-menerus. Kenapa? Karena Darojat harus bisa membaca dan memahami maksudnya. Jangan sampai Darojat bangga dengan kemampuannya membaca tapi tak paham artinya. Kan sudah banyak tuh yang bisa baca tapi tak paham maknanya. Contohnya ada rambu dilarang parkir tapi malah orang-orang parkir di situ.
Darojat tak cuma suka menulis di kertas atau buku, tapi juga di media lain. Di tembok? Oh, iya, jelas. Tapi ada juga di tempe! Apa?
Inilah penampakan TEH yang bisa digoreng versi Darojat. Tentu saja yang mengiris tempenya bukan Darojat, tapi idenya orisinal dari Darojat.
"Bu, bikin TEH, Bu."
Selesai dibuat, susunan hurufnya diubah-ubah.
"TEH. HET. THE," katanya sambil tertawa-tawa.
Darojaaat...Darojat...ada aja idemu!